Tugas Analisis Landform
Mukhamad Fakhrudin Irfan
0910480119
Geomorfologi Kota Surabaya
Setiap daerah pasti mengalami suatu proses pembentukan lahan yang akhirnya memiliki bentuk yang bervariasi misalnya suatu daerah terdapat pegunungan, lembah, pantai, perbukitan, sungai sehingga muncul istilah wilayah dataran tinggi, medium, dan rendah. Dibawah ini merupakan sebuah gambaran proses geomorfologi daerah surabaya dengan luas lahan kurang lebih 32.000 Ha, yang sebagian besar daerahnya adalah dataran rendah yang proses pembentukan lahannya banyak dipengaruhi oleh aktifitas sungai dan pantai.
1.
Geologi
Secara geologis
daerah Surabaya pada dasarnya terbentuk atas batuan yang merupakan tanah liat
dan pasir. Kondisi tanah di Surabaya sebagian besar berupa tanah landform
aluvial yang terjadi oleh endapan sungai atau endapan pantai yang pada umumnya
sangat subur dan cocok untuk daerah pertanian. Namun pada sisi barat kota yang
merupakan daerah seperti perbukitan, tanah mengandung banyak kapur yang tinggi
dan kurang baik jika digunakan sebagai lahan pertanian. Susunan tanah di
Surabaya tidak merata atau tidak sejenis danmempunyai daya dukung yang
berbeda-beda. Di bagian kota lama, yaitu kecamatan-kecamatan Wonokromo,
Sawahan, Genteng, Tegal Sari, Gubeng, Tambaksari, Simokerto, Semampir, Pabean
Cantikan, Krembangan, dan Bubutan, tebal tanahnya ±10 – 18 meter dan terletak
di atas dasar tanah liat. Demikian pondasi bangunan harus mencapai kedalaman 25
– 30 meter. Dan di daerah perbukitan, yaitu sebelah barat kota kebanyakan
merupakan tanah liat. Jenis tanah yang ditemui di daerah Surabaya adalah
lempung dan lempung berpasir dengan sebagian terdapat butiran penyusun tanah
yang disebut dengan lanau. Karena batu lanau juga termasuk bahan induk dari
tanah di daerah Surabaya.
2.
Morfologi
Daerah
Surabaya merupakan daerah yang didominasi dengan dataran rendah, kurang lebih
sekitar 80% dari luas daerahnya sedangkan sisanya yang 20% merupakan daerah
perbukitan yang bergelombang rendah. Yang termasuk wilayah dataran rendah
yaitu, wilayah di Surabaya Timur, Surabaya Utara, dan sebagian dari wilayah
Surabaya Selatan. Dataran rendah tersebut < 10 mdpl dan kemiringan pernukaan
hanya sebesar <3%. Dataran rendah tersebut yang memang sebagian besar
terbentuk oleh endapan aluvial yang terdiri dari endapan sungai dan endapan
pantai. Jika dilihat dari endapan sungai maka sebagian besar merupakan endapan
sungai Berantas serta cabang-cabang sungainya dan endapan sungai Rowo. Endapan sungai
umumnya terdiri dari pasir. Sedangakan bagian timur dan bagian utara sampai
sepanjang selat Madura bentuk lahannya dipengaruhi oleh endapan pantai Kenjeran
yang masuk ke daratan sampai kurang lebih 5 km. Endapan pantai tersebut bisa
terdiri dari lempung, lempung berpasir, lanau maupun ada yang menyebutnya
lempung berlanau. Karena terbentuk oleh endapan pantai maka pada tanahnya
terdapat sisipan tipis yang mengkilat yang pada umumnya adalah kepingan kerang.
wilayah penyebaran daerah perbukitan bergelombang rendah meliputi daerah
Lakarsantri dan Kecamatan Karangpilang. Jika diperkirakan kurang lebih
ketinggian bukit hanya mencapai 30 meter dari permukaan laut dan kemiringannya
hanya sebesar 5 – 15%.
3.
Kondisi Tanah, Air dan Penggunaan
lahannya
Tanah
di daerah Surabaya umumnya bertekstur halus dengan kedalaman efektif yang bisa
lebih dari 90 cm dengan kelerengan yang rendah sekitar, 0 – 3% sehingga
kecepatan aliran air permukaannya rendah. Pada daerah dataran rendah Surabaya
jarang sekali ditemukan erosi kecuali didaerah perbukitan yang bergelombang
namun kondisi drainase yang ditunjukkan dengan lama dan seringnya tanah jenuh
terhadap kandungan air bisa dibagi menjadi tiga yaitu, terdapat wilayah yang
tidak pernah tergenang, tergenang sementara, dan tergenang terus menerus. untuk
kondisi air di wilayah Surabaya bisa dikatakan buruk karena pada daerah ini
sebagian besar mengandalkan air sumur dan air sungai yang dipakai untuk
kebutuhan sehari-hari maupun sebagian lahan pertanian yang dimana kondisi
airnya sudah banyak tercemar oleh limbah industri maupun rumah tangga. Sebagian
besar lahan di daerah Surabaya sudah banyak yang digunakan sebagai pemukiman, industri maupun tempat wisata. Kondisi
yang seperti ini banyak didominasi di bagian Surabaya utara, timur dan pusat
yang bisa dikatakan padat. Sedangkan di daerah Surabaya Barat dan Surabaya
Selatan masih bisa dijumpai lahan pertanian yang umumnya digunakan sebagai
sawah. Sehingga pada daerah ini jarang dijumpai banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar