Minggu, 26 Februari 2012

Geomorfologi Kota Surabaya

 Tugas Analisis Landform
Mukhamad Fakhrudin Irfan
0910480119

Geomorfologi Kota Surabaya
            










             Setiap daerah pasti mengalami suatu proses pembentukan lahan yang akhirnya memiliki bentuk yang bervariasi misalnya suatu daerah terdapat pegunungan, lembah, pantai, perbukitan, sungai sehingga muncul istilah wilayah dataran tinggi, medium, dan rendah. Dibawah ini merupakan sebuah gambaran proses geomorfologi daerah surabaya dengan luas lahan kurang lebih 32.000 Ha, yang sebagian besar daerahnya adalah dataran rendah yang proses pembentukan lahannya banyak dipengaruhi oleh aktifitas sungai dan pantai.
1.        Geologi
Secara geologis daerah Surabaya pada dasarnya terbentuk atas batuan yang merupakan tanah liat dan pasir. Kondisi tanah di Surabaya sebagian besar berupa tanah landform aluvial yang terjadi oleh endapan sungai atau endapan pantai yang pada umumnya sangat subur dan cocok untuk daerah pertanian. Namun pada sisi barat kota yang merupakan daerah seperti perbukitan, tanah mengandung banyak kapur yang tinggi dan kurang baik jika digunakan sebagai lahan pertanian. Susunan tanah di Surabaya tidak merata atau tidak sejenis danmempunyai daya dukung yang berbeda-beda. Di bagian kota lama, yaitu kecamatan-kecamatan Wonokromo, Sawahan, Genteng, Tegal Sari, Gubeng, Tambaksari, Simokerto, Semampir, Pabean Cantikan, Krembangan, dan Bubutan, tebal tanahnya ±10 – 18 meter dan terletak di atas dasar tanah liat. Demikian pondasi bangunan harus mencapai kedalaman 25 – 30 meter. Dan di daerah perbukitan, yaitu sebelah barat kota kebanyakan merupakan tanah liat. Jenis tanah yang ditemui di daerah Surabaya adalah lempung dan lempung berpasir dengan sebagian terdapat butiran penyusun tanah yang disebut dengan lanau. Karena batu lanau juga termasuk bahan induk dari tanah di daerah Surabaya.

2.        Morfologi
Daerah Surabaya merupakan daerah yang didominasi dengan dataran rendah, kurang lebih sekitar 80% dari luas daerahnya sedangkan sisanya yang 20% merupakan daerah perbukitan yang bergelombang rendah. Yang termasuk wilayah dataran rendah yaitu, wilayah di Surabaya Timur, Surabaya Utara, dan sebagian dari wilayah Surabaya Selatan. Dataran rendah tersebut < 10 mdpl dan kemiringan pernukaan hanya sebesar <3%. Dataran rendah tersebut yang memang sebagian besar terbentuk oleh endapan aluvial yang terdiri dari endapan sungai dan endapan pantai. Jika dilihat dari endapan sungai maka sebagian besar merupakan endapan sungai Berantas serta cabang-cabang sungainya dan endapan sungai Rowo. Endapan sungai umumnya terdiri dari pasir. Sedangakan bagian timur dan bagian utara sampai sepanjang selat Madura bentuk lahannya dipengaruhi oleh endapan pantai Kenjeran yang masuk ke daratan sampai kurang lebih 5 km. Endapan pantai tersebut bisa terdiri dari lempung, lempung berpasir, lanau maupun ada yang menyebutnya lempung berlanau. Karena terbentuk oleh endapan pantai maka pada tanahnya terdapat sisipan tipis yang mengkilat yang pada umumnya adalah kepingan kerang. wilayah penyebaran daerah perbukitan bergelombang rendah meliputi daerah Lakarsantri dan Kecamatan Karangpilang. Jika diperkirakan kurang lebih ketinggian bukit hanya mencapai 30 meter dari permukaan laut dan kemiringannya hanya sebesar 5 – 15%.

3.        Kondisi Tanah, Air dan Penggunaan lahannya
Tanah di daerah Surabaya umumnya bertekstur halus dengan kedalaman efektif yang bisa lebih dari 90 cm dengan kelerengan yang rendah sekitar, 0 – 3% sehingga kecepatan aliran air permukaannya rendah. Pada daerah dataran rendah Surabaya jarang sekali ditemukan erosi kecuali didaerah perbukitan yang bergelombang namun kondisi drainase yang ditunjukkan dengan lama dan seringnya tanah jenuh terhadap kandungan air bisa dibagi menjadi tiga yaitu, terdapat wilayah yang tidak pernah tergenang, tergenang sementara, dan tergenang terus menerus. untuk kondisi air di wilayah Surabaya bisa dikatakan buruk karena pada daerah ini sebagian besar mengandalkan air sumur dan air sungai yang dipakai untuk kebutuhan sehari-hari maupun sebagian lahan pertanian yang dimana kondisi airnya sudah banyak tercemar oleh limbah industri maupun rumah tangga. Sebagian besar lahan di daerah Surabaya sudah banyak yang digunakan sebagai  pemukiman, industri maupun tempat wisata. Kondisi yang seperti ini banyak didominasi di bagian Surabaya utara, timur dan pusat yang bisa dikatakan padat. Sedangkan di daerah Surabaya Barat dan Surabaya Selatan masih bisa dijumpai lahan pertanian yang umumnya digunakan sebagai sawah. Sehingga pada daerah ini jarang dijumpai banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar